dapatmemutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajarnya jika kurang memuaskan. 3. Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat dijelaskan melalui model-model komunikasi yang dikemukakan para ahli. Gintings (2008: 117-118) menuliskan dua model komunikasi untuk membantu memamahmi arti, proses, unsur, penggunaan dan
Jakarta Tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Tujuan pembelajaran atau instructional objective adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Wawancara Eksklusif Bank Dunia Antara Karakter Indonesia dan Pendidikan Finlandia Dosen Psikologi UMB Pendidikan Harus Kembangkan Kompetensi dan Karakter Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Penyusunan tujuan pembelajaran sangat penting artinya dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Hal ini nantinya akan menjadi acuan dalam menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Rabu 7/10/2020 tentang tujuan Tujuan Pembelajaran Menurut AhliTujuan Pembelajaran FananiPengertian tujuan pembelajaran menurut para ahli dapat dijadikan patokan dalam memahaminya. Seperti yang telah disebutkan Menurut David E. Kapel dan Edward L. Dejnozka, tujuan pembelajaran merupakan sebuah deklarasi yang detail yang dikemukakan dalam sikap dan dimanifestasikan dalam bentuk tulisan agar bisa dicerna dengan baik dan bisa menjadi hasil yang diinginkan. Sedangkan, Henry Ellington 1984 dan Fred Percival menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deklarasi yang jelas dan memperlihatkan penampilan atau skill dari siswa yang bisa diraih dalam aktivitas pembelajaran. Selain itu, Robert F Mager, menyebutkan tujuan pembelajaran merupakan sikap yang akan meraih suatu kompetensi yang telah dicanangkan. Sikap yang dimaksud adalah fakta yang abstrak maupun konkret. Langkah berikutnya tujuan pembelajaran diimplementasikan secara global di tahun 1971 termasuk di Pembelajaran. Credit Tujuan Pembelajaran Penyusunan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Pada tahap ini, kamu akan menentukan tujuan pembelajaran yang menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif. Manfaat Tujuan Pembelajaran Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata 2002 mengidentifikasi 4 empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu 1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; 2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; 3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; 4. Memudahkan guru mengadakan penilaian. Komponen Penulisan Tujuan Pembelajaran Terdapat beberapa komponen penting dalam menulis format tujuan pembelajaran. Berikut diantaranya 1. Mengungkapkan sesuatu yang memang harus dilaksanakan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung dan memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasainya. 2. Adanya panduan berupa masalah atau hambatan yang bisa muncul saat pembelajaran dilaksanakan 3. Adanya panduan yang jelas tentang parameter rendah dan tinggi suatu tujuan pembelajaran Tujuan PembelajaranIlustrasi siswa/siswi sekolah. Foto IstimewaRanah Kognitif Pada ranah ini tujuan pembelajaran membicarakan tentang aktivitas intelektual yang bermuara dari level pengetahuan hingga ke level atas yaitu evaluasi. Pada ranah kognitif ini terdapat enam level. Berikut urutan level kognitif yang perlu diketahui Level Knowledge Pengetahuan. Siswa dituntut untuk bisa mengingat atau menghafal suatu materi pelajaran. Selain itu siswa akan ditantang untuk bisa menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah diterima sebelumnya. Level Comprehension Pemahaman. Siswa diharuskan untuk bisa melakukan tafsiran, mengartikan, menerjemahkan dan menjelaskan dengan cara mereka sendiri mengenai pengetahuan yang sudah pernah diterima sebelumnya. Level Application Penerapan. Menguji keahlian siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk tujuan menyelesaikan masalah yang ada dalam soal maupun kehidupan nyata. Level Analysis Analisis. Kemampuan siswa dalam mempraktekan segala pengetahuan yang diraih untuk membuat solusi dari kehidupan sehari hari. Level Synthesis Sintesis. Keahlian siswa untuk bisa menghubungkan dan memadukan berbagai komponen dan aspek dari pengetahuan untuk dijadikan sebuah pengetahuan baru. Level Evaluation Evaluasi. Keahlian siswa untuk menciptakan prediksi atau keputusan dari sebuah persoalan atau pengetahuan yang telah dipunya. Ranah Afektif Sikap dan Perilaku Ranah afektif memiliki hubungan dengan perilaku, minat, penghargaan dan adaptasi mental sosial. Berikut urutan level afektif yang perlu diketahui Kemauan Menerima. Kemauan untuk bisa mengamati suatu fenomena dan mampu menerima secara lapang, seperti kemauan menerima pendapat orang lain. Kemauan Menanggapi. Ketika siswa ikut serta secara aktif dalam acara tertentu, yang lebih condong pada perilaku inisiatif. Berkeyakinan. Penerimaan siswa terhadap sistem nilai tertentu dalam diri personal masing masing. Penerapan Karya. Pengakuan siswa pada sistem nilai yang bersifat subyektif pada sebuah karya. Contohnya adalah kesadaran pada hak dan kewajiban. Ketekunan dan Ketelitian. Siswa yang telah mempunyai sistem nilai akan bisa berkomitmen tentang apa yang sudah diyakini tentang sistem nilai tersebut. Ini bisa terlihat bila siswa telah bisa berperilaku objektif pada setiap hal. Ranah Psikomotor Pada ranah ini tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan skill atau keterampilan yang memiliki karakter konkret, fisik atau motorik. Berikut urutan level psikomotor yang perlu diketahui Persepsi. Hal yang berhubungan dengan cara pemakaian indra saat melaksanakan suatu aktivitas. Kesiapan. Hal yang berkaitan dengan kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu hal, seperti kesiapan fisik, pikiran, hingga mental. Mekanisme. Aktivitas yang berhubungan dengan performa respon dalam sebuah habit kebiasaan. Ini bisa dilihat saat seseorang bisa menampilkan performa pada bidang keahlian tertentu yang bersifat spesifik. Respons Terbimbing. Berkaitan dengan cara menduplikasi atau meniru suatu aksi dari orang lain. Dan melakukan aksi tersebut secara identik. Kemahiran. Tingkatan ini berhubungan dengan keterampilan pada kinerja gerakan motorik. Adaptasi. Berkaitan dengan skill yang telah ada dan berkembang pada masing masing personal. Sehingga individu tersebut bisa mentransformasikan setiap gerakan yang ada dengan keadaan atau kondisi tertentu. Originasi. Berhubungan dengan metode untuk membuat gerakan baru yang diadaptasi sesuai pada kondisi tertentu. Itulah beberapa klasifikasi pada tujuan pembelajaran yang harus kamu pahami. Jadi, tujuan pembelajaran ini sangatlah penting untuk pendidikan, dan tidak bisa dibuat secara sembarangan.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Beberapametode pembelajaran dapat diterapkan dalam proses pembelajaran klinis; salah satunya adalah bedside teaching. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengobservsi implementasi bedside teaching pada mahasiswa, pembimbing, dan pasien. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui respons mahasiswa, pembimbing, dan pasien dalam bedside teaching. 8 Manfaat Online Learning Sebagai Metode Pembelajaran Terkini di era pandemi COVID-19 Beberapa tahun terakhir pembelajaran dengan metode online learning atau e-learning mulai banyak digalakkan oleh berbagai kalangan. Cara tersebut dianggap dapat menjadi alternatif untuk proses belajar yang lebih fleksibel dan praktis serta disukai oleh generasi pelajar saat ini. Ada banyak sekali manfaat online learning, terutama dari segi penyampaian yang cenderung lebih atraktif sehingga meningkatkan minat belajar. Apa itu Online Learning? Online learning adalah proses belajar mengajar yang memanfaatkan internet dan media digital dalam penyampaian materinya. Metode online learning dianggap lebih dekat dengan generasi pelajar saat ini yang dikenal sangat menyatu dengan produk-produk teknologi. Hal ini merupakan salah satu bentuk digitalisasi dalam dunia pendidikan yang memiliki banyak manfaat. Manfaat Online Learning Online learning mulai menjadi trend di era digital serta dapat dijadikan alternatif pembelajaran dalam banyak situasi. Berikut adalah manfaat online learning yang perlu kamu ketahui. Praktis dan fleksibel Manfaat online learning yang pertama adalah dari segi kepraktisan. Dengan online learning, interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Selain itu, tidak ada ruang kelas sebagai tempat belajar formal. Proses belajar mengajar dapat berlangsung di mana pun selama kondusif dan dapat membantu untuk fokus. Selain itu, tidak diperlukan tambahan-tambahan seperti keharusan “berdandan rapi” atau “tampil formal” sehingga lebih fleksibel. Pendekatan yang lebih sesuai Online learning menggunakan pendekatan teknologi yang lebih sesuai pelajar masa kini dibandingkan metode konservatif belajar di kelas. Metode penyampaian yang digunakan di kelas-kelas online learning juga umumnya sudah merupakan gabungan formal dan informal. Kamu akan lebih mudah memahami sesuatu yang disampaikan dengan cara yang lebih sesuai dengan “gaya”-mu, bukan? Pengalaman belajar yang menyenangkan Online learning sudah melepaskan item-item pembelajaran di kelas seperti guru dengan spidol dan papan tulis, serta siswa dengan catatan dan pulpen. Kamu akan mendapatkan pengajaran yang lebih menarik dengan berbagai format media baik itu foto, video atau audio. Semuanya akan memberikan kamu pengalaman belajar yang lebih menyenangkan. Lebih personal Beberapa teknik online learning mungkin menggunakan materi-materi yang bersifat satu arah, namun banyak juga yang sudah menyediakan komunikasi dua arah. Beberapa kelas online learning benar-benar menghubungkan siswa dan guru dalam satu waktu untuk dapat berinteraksi layaknya di kelas, namun di depan layar. Guru akan secara langsung memberikan materi pembelajaran dan siswa akan dapat secara langsung bertanya dan mendiskusikannya. Dengan cara ini, online learning bisa dikatakan lebih personal karena baik guru dan siswa benar-benar melakukan interaksi dua arah dalam satu waktu. Hemat waktu dan biaya Dalam pembelajaran konvensional selama dua jam, misalnya, dibutuhkan waktu setidaknya 3 jam hingga kelas dimulai karena perpindahan ruang. Baik guru dan siswa harus sama-sama menempuh waktu perjalanan untuk mencapai kelas yang digunakan untuk belajar. Selain itu, ada biaya-biaya tambahan seperti pengadaan buku serta fotokopi materi dan sebagainya. Salah satu manfaat lainnya online learning adalah memangkas semua pengeluaran tersebut sehingga siswa dan guru hanya perlu terhubung dengan layar dan koneksi internet. Mudah didokumentasi Dengan metode pembelajaran konvensional, siswa perlu mencatat atau untuk membuat salinan materi pelajaran untuk diri mereka. Cara lainnya adalah dengan fotokopi materi, namun cara tersebut akan membutuhkan media kertas sehingga tidak terlalu praktis. Manfaat online learning lainnya adalah menggunakan media yang memungkinkan siswa untuk merekam dan menyimpan materi yang diberikan dalam bentuk digital. Sehingga dapat dengan mudah diakses dan dipelajari kembali di kemudian hari. Ramah lingkungan Dengan berkurangnya mobilitas, secara tidak langsung kamu sudah mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Selain itu, online learning tidak memerlukan kertas baik untuk pemberian materi, soal-soal maupun pendataan. Hal tersebut tentu saja memiliki dampak yang positif bagi lingkungan karena mengurangi konsumsi kertas yang dibuat dengan merusak lingkungan serta mengurangi sampah yang dihasilkan dari penggunaannya. Alternatif selama social distancing Wabah covid-19 membuat kita harus membatasi interaksi sosial untuk memutus rantai penyebarannya, termasuk proses belajar mengajar di kelas. Meski demikian, pendidikan tetap harus berlanjut salah satunya dengan memanfaatkan sistem online learning. Dengan sistem ini kamu dan gurumu tidak perlu bertemu namun proses belajar mengajar dapat terus berlanjut. KESIMPULAN Pada artikel diatas dapat disimpulkan bahwasannya pembelajaran online memiliki banyak sekali manfaat. Bisa menghemat biaya dan waktu, lebih praktis dan flexibel, pendekatan yang lebih sesuai, pengalaman belajar yang menyenangkan, lebih personal, mudah didokumentasikan, ramah lingkungan karena bisa mengurangi penggunaan kertas, dan yang terakhir alternatif selama social distancing. Seperti yang kita bersama ketahui, bahwasan nya negeri kita Indonesia, bahkan seluruh dunia lagi di timpa masalah wabah virus COVID-19. Karena wabah tersebut, mengharuskan kita untuk melakukan kegiatan didalam rumah termasuk kegiatan belajar mengajar. Khusus nya di smartschool yang mampu mengintegrasikan seluruh Proses Pembelajaran Daring maupun Tatap Muka, Sekolah Tanpa Kertas. Mengintegrasikan Manajemen Perpustakaan dan Materi Pembelajaran dengan sistim Pengawasan kegiatan belajar/Tugas siswa yang efektif serta terdata, dengan Google Meet dan CCTV yang lebih efektif daripada Tatap Muka. Sistim Ujian Berbasis Komputer yang dilengkapi Kecerdasan Buatan untuk mengefektifkan pendataan kemandirian siswa/pengawasan ditambah sistim Manajemen Nilai sampai fitur Pelaporan yang memudahkan Guru, Manajemen Sekolah, Orang Tua Murid dan Murid memantau data2 Belajar, Ujian serta Kegiatan terkait lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua! sumber Source
Denganmenggunakan standar nilai dan penunjuk penilaian untuk menilai portofolio, jurnal, presentasi, dan penampilan pembelajar sehingga pengajar dapat memperkirakan tingkat pencapaian akademik mereka. Sebagai tambahan penilaian autentik menunjukkan sedalam apakah proses belajar mengajar yang diperoleh siswa dari pembelajaran mandiri tersebut.
Memperoleh imu yang bermanfaat, serta mendapatkan pengetahuan serta evaluasi mengenai daya pikir membantu, semangat belajarnya Kita akan mendapatkan ilmu yang bermafaat,maaf kalau salah
Hasilbelajar yang diperoleh dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI meliputi: Kognitif: siswa dapat mengukur, mencacah, dan mencatat data dengan turus, serta dapat menentukan rata-rata, median dan modus. Psykomotor: siswa memperoleh keterampilan menyampaikan gagasan secara lisan dan tertulis. Bapak/Ibu guru, apakah hal penting yang harus dipersiapkan sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar? Betul sekali, rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP adalah sebuah dokumen penting yang berisi gambaran bagaimana suatu pembelajaran akan dilakukan selama satu kali pertemuan, satu semester, atau lebih. RPP ini biasanya disiapkan oleh guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran di sekolah. Mengapa guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ini? Apa tujuannya? Bagaimana cara membuat RPP? Yuk, simak ulasan berikut. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah sebuah dokumen yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran yang akan dilakukan selama satu kali pertemuan, satu semester, atau lebih. RPP juga bisa diartikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP ini disusun langsung oleh guru pengampu mata pelajaran sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar. Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini, guru harus memperhatikan setiap komponen penting yang harus terdapat dalam RPP. Pasalnya, RPP yang bermutu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam kerangka dasar kurikulum. Oleh karena itu, kemampuan menyusun RPP ini menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru saat ini. Mengapa Guru Harus Membuat dan Mengembangkan RPP? RPP tidak hanya sekedar rencana pembelajaran saja. Ada berbagai manfaat yang bisa guru dapatkan dari membuat dan mengembangkan RPP. Dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 disebutkan bahwa dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap dan sistematis, pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, beberapa manfaat ini juga bisa didapatkan dari kegiatan menyusun dan mengembangkan RPP. 1. Pembelajaran menjadi lebih tersistematis Adanya RPP membuat guru merasa lebih terarah dalam merancang metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini tentu akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih senang dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 2. Lebih mudah dalam menganalisis keberhasilan belajar siswa Rencana pelaksanaan pembelajaran juga memudahkan guru dalam menganalisis keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Sebab, dalam RPP terdapat butir penilaian yang akan diberikan pada siswa. Melalui butir-butir penilaian inilah guru dapat melihat apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh siswa atau belum. 3. Lebih mudah dalam menyampaikan materi Manfaat lain yang dapat diperoleh dari menyusun dan mengembangkan RPP adalah memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Dengan RPP, guru dapat mengetahui berapa pertemuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu materi pembelajaran. Selain itu, RPP juga memudahkan guru untuk mengetahui penyampaian materi mana yang berjalan kurang efektif sehingga bisa segera diperbaiki. 4. Dapat mengatur pola pembelajaran dengan baik Tak semua materi pembelajaran dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan, terutama jika materi yang diajarkan cukup banyak dan sulit untuk dipahami siswa. Dalam kondisi seperti ini, mungkin diperlukan dua kali pertemuan. Nah, dengan adanya RPP, guru dapat merancang pola penyampaian materi dengan lebih mudah. Misalnya, pertemuan pertama membahas dasar-dasar materi dulu, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih detail pada pertemuan selanjutnya. 5. Menjadi bahan evaluasi pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Misalnya, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai, apakah pembelajaran sudah berjalan dengan baik, atau apakah siswa sudah mengikuti dan memahami pembelajaran dengan baik. Jika berdasarkan hasil evaluasi ini ternyata diperoleh hasil bahwa pembelajaran belum berlangsung dengan baik, guru dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga hal yang sama tidak akan terulang kembali di pembelajaran selanjutnya. Tujuan RPP Pada dasarnya, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk merancang pengalaman belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dilansir dari Jurnal HIKARI Universita Negeri Surabaya, menurut Kunandar 2011, ada dua tujuan penyusunan RPP, yaitu Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar Menyusun RPP secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Komponen Utama RPP Berikut adalah beberapa komponen utama yang harus tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 1. Identitas mata pelajaran Bagian identitas mata pelajaran, terdiri dari Satuan pendidikan Kelas Semester Program/program keahlian Mata pelajaran Jumlah pertemuan 2. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian kompetensi Komponen berikutnya yang harus terdapat dalam RPP adalah indikator pencapaian kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi ini dideskripsikan dengan menggunakan kata kerja operasional yang diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dalam RPP harus dapat menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi belajar. Pemilihan metode pembelajaran ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 9. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Langkah-langkah menyusun RPP Adapun langkah-langkah dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut. Menuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu jam pertemuan. Menuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi. Menuliskan indikator dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi. Mencantumkan tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran ini diambil dari indikator pencapaian kompetensi dasar. Mencantumkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan yang ditulis sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi dasar dari setiap materi pembelajaran. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Menentukan sumber belajar, alat, atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menentukan penilaian hasil belajar yang terdiri dari teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Merumuskan kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada bagian pendahuluan terdiri dari berdoa bersama dan guru mengabsen siswa, pada bagian inti terdiri dari guru menjelaskan tentang pengertian sistem pencernaan manusia dan bagian-bagiannya, sementara pada bagian penutup terdiri dari siswa mengemukakan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti dan melakukan penilaian hasil belajar. Contoh RPP Untuk memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menyusun RPP, berikut adalah contoh penyusunan RPP. Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran harian Image source Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan Image source Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan Rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan adalah sekumpulan materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa selama satu semester. Berikut adalah contoh rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan dari salah satu materi pembelajaran. Image source Itulah pembahasan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Semoga dapat memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menyusun RPP. 1 Portofolio, yaitu kumpulan hasil karya siswa baik dalam bentuk tertulis, karya seni, maupun berbagai penampilan yang tersimpan dalam bentuk kaset video atau audio yang ditata untuk tujuan penilaian. 2. Tes performasi, yaitu penilaian terhadap suatu kompetensi yang memfokuskan pada unjuk kerja siswa. Wikiedukasi - Artikel soal Strategi Pembelajaran Pengertian, Tujuan, Manfaat, Faktor, Macam, Contoh bisa Anda baca di sini secara keseluruhan. – Halo apa kabar semuanya, semoga sehat selalu ya. Pada tulisan kali ini saya akan membahas tentang Strategi Pembelajaran secara lengkap, seperti menjelaskan Pengertian, Tujuan, Manfaat, Faktor yang mempengaruhi, macam-macam dan juga Contohnya. Simak sampai tuntas ya! Strategi pembelajaran menjadi salah satu hal yang mesti dicermati Guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, selain itu strategi pembelajaran juga merupakan kegiatan yang sangat penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Strategi mengajar merupakan cara guru memilih pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada siswa. Strategi mengajar merupakan proses yang tidaklah mudah bagi para guru untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan demi mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Para guru seringkali memilih metode pembelajaran dengan mengacu pada pendekatan beberapa teori belajar. Salah satu teori belajar yang sering digunakan adalah teori belajar yang berkaitan dengan kecerdasan bukan berasal dari latar belakang siswa seperti teori belajar yang berkaitan dengan kecerdasan emosional yang diusahakan agar menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi tantangan. Guru telah berusaha keras mengajarkan materi selama ini, tetapi masih banyak siswa yang sering gagal, apalagi siswa yang berada di tingkat yang paling rendah. Salah satu dari sebab adalah kurangnya strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi tersebut dapat dikatakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi kepada siswa. Dengan menentukan strategi yang baik, guru dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dilakukan oleh siswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta kemampuan dasar yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran yang harus dijalankan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran. Bisa juga dikatakan suatu visi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran yang harus dijadikan acuan dalam mengajukan berbagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tersebut bisa tercapai. Baca juga Pembelajaran Daring Pengertian, Manfaat, Model, Kelebihan, Kekurangan, Proses Pelaksanaannya Baca Cepat1 Pengertian Strategi Pembelajaran2 Tujuan Strategi Pembelajaran3 Manfaat Strategi Pembelajaran4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi5 Macam-Macam Strategi pembelajaran6 Contoh Strategi Pembelajaran7 Bagaimana cara memilih atau menetapkan Strategi Pembelajaran?8 Kesimpulan Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam membimbing, mengarahkan dan mengawasi proses pembelajaran agar dapat membawa siswa pada tingkat pencapaian yang diharapkan dan didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mengajar, yang mencakup cara-cara untuk mengajar, cara-cara untuk mengawasi dan membimbing, cara menggunakan bahan atau sumber belajar, serta cara-cara untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Ini juga merupakan salah satu komponen penting dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat penting yaitu melibatkan guru dan siswa secara aktif dalam menentukan unsur-unsur pembelajaran yang diperoleh siswa. Guru dan siswa harus bisa bekerjasama dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam konsep pembelajaran berbasis kompetensi individu, guru dan siswa harus melakukan berbagai macam proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi Pembelajaran digunakan untuk menggambarkan suatu mekanisme pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran agar tujuan dapat dicapai dengan baik. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka kita perlu menyusun strateginya. Tujuan Strategi Pembelajaran Tujuan strategi pembelajaran adalah memberikan informasi kepada peserta didik tentang tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses pembelajaran. Selain itu juga, memberikan gambaran kepada peserta didik tentang tahapan-tahapan yang perlu dilalui dalam suatu proses pembelajaran. Tujuan strategi pembelajaran dibedakan menjadi 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap Perancanaan. Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Perencanaan merupakan hal yang penting dalam suatu kegiatan karena perencanaan membantu melakukan suatu kegiatan secara efektif. Dalam perencanaan ini ditentukan persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalankan kegiatan. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Tahap perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Dalam suatu proses pembelajaran, tahap perencanaan menjadi bagian yang sangat penting karena dalam tahap perencanaan inilah yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Tahap perencanaan dalam suatu proses pembelajaran, menurut Mulyasa 2013 25, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menentukan tujuan pembelajaran, memilih metode pembelajaran, menentukan tahapan-tahapan pembelajaran, dan memberikan motivasi kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tahap Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan dalam strategi pembelajaran adalah suatu tahapan yang diarahkan untuk membantu setiap orang yang terlibat di dalamnya mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai perangkat awal untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Bisa juga dikatakan sebagai tahap awal dari tahap pelaksanaan taktik pembelajaran. Tahap pelaksanaan dalam strategi pembelajaran bisa berfungsi sebagai pemecahan masalah ataupun sebagai penyusunan suatu konsep. Guru kelas yang telah membuat program pembelajaran harus memahami tahap-tahap yang akan dilalui dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tahap pelaksanaan strategi pembelajaran diantaranya pemilihan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, pemilihan metode, media pembelajaran dan bahan ajar, pemilihan alat dan sumber belajar, pemilihan waktu dan tempat pembelajaran. Sedangkan memeriksa keaktualan suatu strategi pembelajaran, memantau dan mengevaluasi serta mengadakan perbaikan atau modifikasi metode pembelajaran, dan mengembangkan strategi pembelajaran merupakan tahap evaluasi yang kan dilakukan pada langkah selanjutnya. Tahap Evaluasi. Tahap evaluasi dalam strategi pembelajaran merupakan suatu tahapan yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena pada tahap ini akan diperoleh informasi terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu proses pembelajaran. Dengan adanya evaluasi akan membuat pelaksanaan pembelajaran lebih mudah. Terlebih lagi dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dapat dilakukan oleh guru, peserta didik, dan orang lain yang berkepentingan. Namun apabila evaluasi dilakukan oleh orang lain, bukan oleh peserta didik, maka evaluator harus memahami kebutuhan peserta didik. Tahap evaluasi merupakan salah satu tahapan yang penting dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempertimbangkan apakah proses pembelajarannya berjalan dengan terarah sehingga efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap evaluasi juga membantu guru mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan dalam menguasai materi yang telah dipelajari. Manfaat Strategi Pembelajaran Kompetensi guru memegang peranan yang sangat penting dalam upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikeluarkan oleh guru beserta siswa di sekolah-sekolah di Indonesia, terlihat bahwa kompetensi guru di sekolah masih belum memadai. Dalam hal ini, pihak pengelola sekolah pun memiliki pemikiran yang sama dengan hasil penelitian tersebut. Mereka mengakui adanya kelemahan dalam mengajarkan materi yang akan diterapkan kepada siswa. Dalam situasi seperti ini, pihak pengelola sekolah yang menyadari adanya kekurangan dalam hal kompetensi guru, memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran strategis yang akan membantu guru dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Strategi pembelajaran adalah suatu kumpulan langkah-langkah yang disusun untuk memaksimalkan proses belajar mengajar. Pada saat ini, tentu saja, perlu diakui bahwa strategi ini adalah suatu yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran memiliki beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain Meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa yang dihasilkan dalam kreativitas guru dalam membuat rencana proses belajar motivasi guru dalam memperoleh hasil belajar yang motivasi siswa untuk belajar mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran adalah Tujuan pembelajaran, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran,Kondisi siswa, yaitu kondisi yang memungkinkan siswa dapat menerima tujuan pembelajaran,Kondisi guru, yaitu kondisi yang memungkinkan guru dalam mengajar dan mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Macam-Macam Strategi pembelajaran Secara garis besar strategi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu Strategi pembelajaran yang berpusat pada pembelajaran yang berpusat pada pembelajaran yang berpusat pada hasil pembelajaran. Penelitian merumuskan bahwa strategi berpusat pada siswa merupakan pilihan yang tepat karena strategi ini akan memberdayakan siswa dan akan memfasilitasi siswa untuk selalu berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya. Contoh Strategi Pembelajaran Pendidik sering menggunakan taktik pembelajaran berikut dalam berbagai pengaturan Siswa Bermain Peran Pendekatan ini digunakan agar siswa dapat memerankan karakter. Misalnya, guru dapat memberikan contoh peran yang akan dimainkan dalam jangka waktu tertentu. Siswa dapat belajar meniru karakter orang lain dengan menggunakan contoh ini. Siswa Menuliskan Pengalaman Teknik pembelajaran ini digunakan untuk meningkatkan kreativitas otak anak dalam menulis dan merenungkan situasi menarik atau tragis yang telah terjadi. Akibatnya, siswa dapat mengekspresikan diri melalui tulisan. Siswa diwajibkan membaca nyaring Siswa dapat diundang untuk membacakan pengalaman tertulis mereka di depan kelas setelah menuliskannya. Metode ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan mental siswa. Rasa percaya diri siswa dapat ditingkatkan dengan membaca di depan kelas. Selain itu, siswa lain mungkin memperhatikan apa yang dibaca teman sekelas mereka. Siswa Mencari Informasi Teknik ini dilakukan secara berkelompok, dengan masing-masing kelompok diberikan topik yang berbeda untuk dikerjakan. Informasi harus dicari untuk setiap masalah, baik yang berasal dari internet maupun melalui wawancara dengan para ahli. Ini mengajarkan anak-anak bagaimana berkomunikasi dengan teman sebayanya. Untuk informasi terkini, diskusikan hasil atau konsultasikan solusinya. Siswa Berpartisipasi dalam Debat Di dalam kelas, ada beberapa contoh yang sangat baik dari pendekatan pembelajaran ini. Pendidik dapat membagi murid menjadi dua kelompok, masing-masing dengan sudut pandang yang berbeda atau serangkaian kelebihan dan kekurangan pada masalah yang sama. Argumen dimulai dengan tanggapan dan pembenaran masing-masing kelompok. Taktik ini digunakan untuk memungkinkan siswa melatih keterampilan berbicara mereka. Siswa juga dapat mengungkapkan pemikiran dan kontra-argumen mereka tentang masalah yang mereka hadapi. Bagaimana cara memilih atau menetapkan Strategi Pembelajaran? Dari berbagai pendapat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan strategi pembelajaran. Ketika memilih strategi tersebut ada faktor yang perlu diperhatikan seperti tujuan, strategi, maupun sumber belajar. Tujuan tujuan pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dikerjakan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu hasil pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, dalam pembelajaran IPA, tujuan yang harus dicapai adalah menguasai konsep, menguasai aplikasi, dan mampu menguasai teknik dalam rangka mengukur kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Kesimpulan Menyusun dan menentukan strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini pun memerlukan kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Penentuan metode pembelajarannya harus melalui berapa pertimbangan matang. Oleh karena itulah, hal ini tidak boleh dianggap remeh sebab dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi siswa melalui pembelajaran. Dicukupkan sekian informasi seputar Strategi Pembelajaran Pengertian, Tujuan, Manfaat, Faktor, Macam, Contoh yang dapat kita paparkan admin berharap Tulisan tersebut bisa memenuhi informasi yang Anda butuhkan.
\n\n \n \n \n \n apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan
2 Untuk mengetahui tingkat-tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran. Baca Juga : Pengertian Metode Ceramah, Tujuan, Fungsi, Kelebihan, Kekurangan (Kelemahan), Sintaks (Tahapan) dan Syarat Penerapan Metode Ceramah. Tujuan Khusus; 1. Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta ketrampilan aspek psikomotor seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik. yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam suatu sistem. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran secara umum adalah merangsang dan menyukseskan proses belajar dan untuk mencapai tujuan, Sedangkan fungsi belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai konsep belajar dan mengajar pembelajaran, berikut dipaparkan kedua konsep itu. Pengertian Belajar Banyak Definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, diantaranya yaitu M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Kimble dan Garmezi sebagaimana dikutip Nana Sudjana bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan. James O. Wittaker menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel mengartikan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan atau skill, kebiasaan, atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Dari definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan manusia selama hidupnya melalui kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, belajar itu akan menjadi lebih baik jika subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Jadi, dengan proses belajar itu manusia akan mengalami perubahan secara menyeluruh meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah. Orang dapat belajar meski tidak ada seorang pun yang mengajar. Apa yang ia pelajari dan kerjakan akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, belajar itu berorientasi kepada tujuan si pembelajar. Sedangkan fungsi guru atau orang lain dapat mengarahkan belajar, menyajikan bahan pelajaran, dan dapat mendorong seseorang untuk belajar. Menurut Ilmu Jiwa Daya, belajar adalah usaha melatih dayadaya agar berkembang sehingga dapat berpikir, mengingat, dan teori ini jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya berpikir, mengingat, perasaan, mengenal, kemauan, dan sebagainya. Daya–daya tersebut berkembang dan berfungsi jika dilatih dengan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Menurut teori Ilmu Jiwa Asosiasi, belajar berarti membentuk hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan tersebut agar bertalian dengan erat. Pandangan teori ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa jiwa manusia terdiri dari asosiasi berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa. Asosiasi tersebut dapat terbentuk karena adanya hubungan antara stimulus dan respon. Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt, belajar ialah mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir secara kritis. Pandangan ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa jiwa manusia bukan terdiri dari elemen-elemen, tetapi merupakan satu sistem yang bulat dan berstruktur. Jiwa manusia hidup dan di dalamnya terdapat prinsip aktif di mana individu selalu cenderung untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dari beberapa definisi belajar di atas, nampak adanya beberapa perbedaan, namun pada substansinya ada kesamaan pandangan tentang bagaimana usaha mengaktifkan berpikir, bereaksi, dan berbuat terhadap suatu obyek yang dipelajari melalui berbagai aktivitas sehingga timbul suatu pengalaman baru dalam diri seseorang. Pengertian Mengajar Menurut Nana Sudjana mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Sardiman AM mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/subyek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku dan kesadaran diri sebagai pribadi. Dari definisi mengajar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Konsep mengajar ini memberikan indikator bahwa pengajaran lebih bersifat pupil centered sehingga tercapailah suatu hasil yang optimal. Dengan kata lain, tercapainya hasil pembelajaran sangat dipengaruhi oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Interaksi itu dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah interaksi edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamarah interaksi edukatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Mempunyai tujuan. Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud interaksi edukatif sadar akan tujuan dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung. Mempunyai prosedur yang direncanakan. Agar dapat mencapai tujuan secara operasional maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain mungkin akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda-beda. Ditandai dengan penggarapan materi khusus. Dalam hal materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untukmencapai tujuan. Dalam hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain, seperti tingkat perkembangan anak didik. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi edukatif. Ditandai dengan aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik maupun mental. Peranan guru di sini hanya sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan siswa dan memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal. Guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh siswa. Membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh guru maupun siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. Mempunyai batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem klasikal, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan harus sudah tercapai. Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidak tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 6Ys6Ft. 440 5 472 2 173 190 215 364 244

apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan